Pendahuluan
Keberhasilan jangka panjang dari penyedia layanan TI
tergantung pada hubungan dengan pelanggan. Hubungan jangka panjang yang efektif
membutuhkan komitmen dan usaha dari kedua belah pihak dalam rangka
mengembangkan dan menjaga kepercayaan dan pemahaman yang akan mendukung
hubungan melalui masa-masa baik dan buruk.
Maksud & Tujuan
"Manajemen hubungan bisnis adalah proses yang
memungkinkan manajer hubungan bisnis untuk menyediakan link antara penyedia
layanan dan pelanggan pada tingkat strategis dan taktis."
Pelanggan dan penyedia akan memiliki kepentingan bersama
dalam memastikan bahwa pelanggan memahami nilai dari layanan yang ditawarkan
dan memiliki harapan yang realistis dari mereka.
Agar hubungan seperti itu dapat bekerja dengan baik maka
harus ada komitmen yang jelas, kepercayaan, keterbukaan dan kejujuran di kedua
sisi, dan pada kali ini akan memerlukan penyedia layanan untuk terbuka dan
jujur tentang pelanggan, misalnya dalam kaitannya dengan kewajiban terhadap
pelanggan yang gagal terpenuhi.
Prinsip-prinsip Umum
Penyebaran BRM didasarkan pada argumen bahwa keduanya baik
penyedia layanan maupun pelanggan akan mendapatkan manfaat dari hubungan yang
berusaha untuk menyelaraskan kegiatan penyedia layanan dengan kebutuhan pengembangan
bisnis pelanggan dan meningkatkan pemahaman pelanggan tentang penawaran
penyedia layanan dan nilai mereka untuk bisnis pelanggan.
BRM membutuhkan komitmen, sehingga kedua belah pihak harus
mengkaji nilai manajemen hubungan bisnis sebelum mengerahkan sumber daya untuk
itu. Masalah utama bagi pelanggan adalah apakah hubungan bisnis tsb cukup
penting untuk membuatnya berharga. Demikian pula penyedia layanan ingin fokus
pada pelanggan besar atau pelanggan yang memiliki kepentingan strategis bagi mereka.
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan perhatian utama bagi BRM karena
begitu banyak proses Service Management (SM) lainnya. Namun demikian, kepuasan
pelanggan untuk BRM kurang tentang memberikan layanan yang disepakati untuk
garansi dan utilitas tentang memastikan bahwa pelanggan menerima layanan yang
mendukung tujuan bisnisnya.
Fokus BRM pada desain dan penyediaan layanan yang menambah
nilai nyata bagi pelanggan dengan biaya yang wajar baik dalam hubungan dengan
nilai layanan delivery maupun biaya layanan serupa dari pesaing.
BRM & SLM
Perbedaan fokus antara BRM dan proses lainnya diilustrasikan
oleh perbedaan antara BRM dan Service Level Management (SLM). Kedua proses
mementingkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan memastikan bahwa
pelanggan senang dengan apa yang disampaikan. Fokus dari SLM adalah pada
menjalin perjanjian dengan pelanggan pada tingkat layanan yang akan dikirimkan
untuk layanan tertentu dan, dengan memastikan tingkat layanan ini terpenuhi,
pada pencapaian tingkat kepuasan pelanggan yang dapat diterima.
Ini berarti memastikan bahwa semua proses SM, kontrak dan
perjanjian tingkat operasional mendukung pencapaian SLA. BRM membangun hubungan
dengan pelanggan yang berfokus pada isu-isu tingkat strategis dan yang lebih tinggi,
berusaha untuk menyediakan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis
pelanggan dan berada dalam kemampuan penyedia layanan untuk di-delivery.
Kepuasan pelanggan adalah ukuran utama keberhasilan BRM, tapi kepuasan
pelanggan ini dinyatakan dalam nilai layanan kepada pelanggan
Portofolio Pelanggan
BRM harus menjaga informasi yang up-to-date pada
pelanggannya. Perlu memahami siapa pelanggan sebenarnya, khususnya dalam
organisasi pelanggan yang lebih besar di mana pelanggan yang sebenarnya dan pengambil
keputusan mungkin tidak sama dengan pengguna layanan utama.
Dalam rangka untuk memahami nilai layanan kepada organisasi
pelanggan dan dampak perubahan layanan. Penyedia layanan membutuhkan informasi
yang solid tentang pengguna layanan dan bagaimana bisnis pelanggan tergantung
pada layanan yang mereka terima.
Penyedia membutuhkan informasi untuk mengkaji nilai
pelanggan khusus untuk bisnis sendiri berdasarkan prediksi penggunaan dan
aliran pendapatan masa lalu. Hal ini akan mempengaruhi keputusan BRM pada
sumber daya penyedia yang akan didedikasikan untuk BRM untuk pelanggan
tertentu.
Portofolio Perjanjian Pelanggan
Bagian dari informasi yang dibutuhkan pelanggan menyangkut
perjanjian antara penyedia layanan dan pelanggan. Ini adalah sumber informasi
utama yang dibutuhkan oleh BRM dan dapat dianggap logis sebagai komponen
portofolio pelanggan.
Kegiatan Utama BRM
memahami pelanggan dan tujuan bisnis dan bagaimana
menerjemahkan ke persyaratan layanan;
membantu pelanggan merumuskan persyaratan untuk layanan baru
dan mengembangkan kasus bisnis pelanggan untuk investasi di dalamnya;
mengidentifikasi perubahan yang dapat mempengaruhi pelanggan
dalam menggunakan layanan atau persyaratan untuk layanan;
mengidentifikasi perkembangan teknologi dan hal-hal terkait
yang dapat memberikan kesempatan bagi layanan yang lebih baik atau biaya yang
lebih rendah bagi pelanggan;
memastikan bahwa pengiriman dan operasional pelayanannya,
termasuk, misalnya, transisi ke dalam operasi secara penuh, melanjutkan
pemahaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan bisnis;
mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan proses BRM dan
kinerja penyedia layanan secara keseluruhan;
berhubungan dengan laporan layanan, keluhan, komentar dan
umpan balik lain untuk menjamin penyediaan efektif dan perbaikan
berkesinambungan dari layanan yang diberikan
Layanan Manajemen Portofolio
BRM akan bekerja sama dengan manajemen portofolio layanan,
menggunakan informasi yang diadakan di portofolio layanan untuk
mengidentifikasi cara terbaik untuk memanfaatkan penawaran layanan yang ada
atau memanfaatkan perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jika portofolio layanan yang ada tidak mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan, maka akan diperlukan untuk mengembangkan penawaran layanan
baru.
BRM akan bekerja dengan pelanggan untuk mengutarakan
kebutuhan strategis dan hasil yang diinginkan, menentukan pola aktivitas
bisnis, mengidentifikasi stakeholder, mengembangkan kasus bisnis dan memastikan
bahwa dana yang memadai tersedia.
Ketersediaan, Kapasitas, Manajemen Tingkat Pelayanan dan
Kesinambungan Layanan IT
BRM perlu bekerja sama dengan tim desain layanan untuk
memastikan bahwa layanan yang dirancang terus memberikan utilitas yang telah
didefinisikan dan garansi, bekerja sama dengan tim proyek untuk memperjelas
atau memperluas persyaratan dan menyelesaikan konflik.
Selama tahap ini BRM akan bekerja dengan manajemen
ketersediaan dan kapasitas untuk membantu mereka memahami apa yang pelanggan
butuhkan dan mengapa, terus bekerja dengan pelanggan untuk mengembangkan dan
memperbaiki pola aktivitas bisnis dan untuk mengungkapkan dan menyetujui
persyaratan untuk pemulihan bencana / kelangsungan bisnis.
Metrik (Pengukuran Kinerja BRM)
Dokumentasi tujuan bisnis pelanggan dan hasil bisnis yang
diinginkan disetujui pelanggan dan cocok untuk masukan ke dalam portofolio
layanan.
Selesai dan menandatangani persyaratan untuk layanan baru
dan kasus bisnis pelanggan untuk penggunaannya.
Didokumentasikan bukti identifikasi perubahan yang mungkin
berdampak pada pelayanan yang diberikan dan respon penyedia layanan terhadap
mereka.
Peluang untuk mengeksploitasi perkembangan teknologi baru
dan inovasi lainnya diidentifikasi, dinilai bekerja sama dengan pelanggan,
didokumentasikan dan dicatat dalam portofolio layanan.
Dokumentasi bukti bahwa layanan di-delivery secara efektif
dan efisien memenuhi kebutuhan pelanggan.
Penilaian Regular kepuasan pelanggan menunjukkan tingkat
kepuasan yang tinggi, misalnya, melalui bisnis yang berulang dan rekomendasi
positif kepada pelanggan potensial lainnya.
Bukti terdokumentasi bahwa peningkatan pelayanan yang
terus-menerus dicapai dalam menanggapi dan melalui analisis laporan layanan,
keluhan, komentar dan umpan balik lainnya.
Studi Kasus
Shopee Indonesia adalah salah satu pusat perbelanjaan yang
dikelola oleh Garena (berubah nama
menjadi SEA Group). Bisnis C2C (customer to customer) mobile marketplace yang
diusung Shopee memungkinkan kehadirannya dapat dengan mudah diterima oleh
berbagai lapisan masyarakat, termasuk di Indonesia. Dalam konteks ini, secara
prinsip, ada 5 (lima) domain proses utama yang harus diperhatikan secara
sungguh-sungguh dalam memastikan terjadinya pelayanan berbasis teknologi
informasi yang handal, oleh karena itu alibaba menggunakan kelima domain ini ,
yaitu :
1. Service
Strategy
Mengisyaratkan bahwa setiap organisasi semacam perusahaan
harus memiliki sebuah Strategi Pelayanan yang menjadi panduan bagi setiap
aktivitas “services” yang terjadi dalam parameter organisasi. Secara prinsip,
strategi ini berisi bagaimana cara dan mekanisme yang dianut serta perlu
dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan organisasi di dalam usahanya untuk
memberikan layanan yang baik, oleh karena itu perusahaan Shopee memiliki
strategi untuk melayani lebih banyak pelanggan sembari menjadikan penggunaan
perangkat lebih mudah dan praktis.
2. Service Design
Memperlihatkan bagaimana organisasi merancang ekosistem
(infrastruktur dan superstruktur) teknologi informasi untuk memenuhi atau
melayani para pemangku kepentingannya. Melalui desain ini, diharapkan tercipta
suatu lingkungan kondusif bagi divisi teknologi informasi dalam memberikan
layanan prima ke segenap individu, kelompok, dan unit/divisi pengguna pada
organisasi. Pada domain ini Shopee merancang sebuah sistem dimana client dengan
mudahnya memasuki dan memahami web Shopee . Dan juga Shopee sebuah design agar
webnya dapat di akses via mobile. Sekarang konsumen berbelanja di mana saja dan
kapan saja di Mobile, Shopee ingin memberikan kekuatan penuh dan kemudahan penggunaan
yang mereka harapkan, mulai dari penelusuran dan pemilihan produk hingga
pembayaran dan pengelolaan pesanan.
3. Service
Transition
Menggambarkan bagaimana organisasi bertransformasi atau
menjalankan perubahan menuju rancangan lingkungan pelayanan yang diinginkan.
Tahapan transisi ini harus dikawal dengan sebaik-baiknya agar efektif dan tidak
terjadi sebuah masalah besar. Di domain ini Shopee menciptakan sebuah project
bernama Shopeepay. Shopeepay adalah layanan pembayaran online yang aman untuk transaksi
jual beli yang terjadi di Shopee,dimana proses pembayaran yang semula offline
menjadi online.Dalam perubahan dari offline ke online payment inipun sangat
memudahkan buyer , masukkan harga barang atau jasa yang akan dibeli, dan pencet
tombol "save". Transaksi tuntas, tanpa repot mengeluarkan uang dan
menanti kembalian uang yang sangat atau menggesek kartu yang membutuhkan
waktu.Tetapi masih dalam proses dan belum bisa di pergunakan.
4. Service
Operation
Mendeskripsikan secara detail dan jelas mengenai inti dari
rangkaian proses manajemen, yaitu pengelolaan pelayanan itu sendiri pada tahap
operasionalnya. Di sinilah para pelanggan internal maupun eksternal (pemangku
kepentingan) akan mendapatkan langsung manfaat dari keberadaan teknologi informasi
dan komunikasi. Di dalam Shopee sendiri mempunyai customer service memudahkan
dan mengarahkan clientnya untuk proses refund dan reture.
5. Continual
Service Improvement
Mengingatkan perlunya dilakukan perbaikan berkesinambungan
terus menerus dari masa ke masa. Hal ini tidak saja berarti bahwa organisasi
yang bersangkutan senantiasa belajar dan selalu berkembang dari masa ke masa,
namun mengandung makna bahwa organisasi selalu siap menghadapi berbagai
perubahan karena dinamika global. Shopee pun meningkatkan service nya salah
satunya meningkatkan pada bagian Service Transition yaitu pada project
ShopeePay dengan mengembangkan sistem layanan pembayaran.
Kesimpulan
Dari yang telah dijabarkan diatas menurut pandangan teoritis
dan studi kasus memiliki kesmipulan :
o Perlunya dilakukan
perbaikan secara berkala dengan begitu tidak hanya client yang mendapat dampak
profit namun perusahaan juga mendapatkan profit berupa perusahaan tersebut
sedang berkembang dengan pesat.
o Pengelolaan
pelayanan yang baik akan mendaptakan kenyaman lebih kepada client sehingga
mereka betah
o Selalu
memperhatikan infrastruktur serta Superstruktur sehingga terjadinya sebuah
keluwesan sebuah perusahaan menjalani bisnis tersebut
0 Comments